Jika saya bayangkan tahun 2005 merupakan tahun tragedi buat saya, dimana saya hampir hilang harapan. Saat 80-90 persen uang tabungan yang sudah saya sisihkan rupiah demi rupiah selama bertahun-tahun hilang begitu saja di Future Market index komoditi. Belum lagi overloss yang harus saya bayar saat itu. Hanya tersisa uang 2 juta rupiah, manakah mungkin untuk bisa pergi ke Sydney. Belum lagi untuk biaya persiapan persalinan yang harus dipersiapkan untuk istri saya saat itu, karena kantor saat itu tidak lagi memberikan tunjangan persalinan kepada istri karyawannya walaupun itu jelas menjadi syarat bagi setiap perusahaan di Indonesia. Seakan-akan saat itu saya benar-benar mau pecah kepala rasanya jika memikirkannya.
Memang sebenarnya total kesalahan saya yang terlalu mempercayakan uang saya kepada seorang agen investasi yang memainkan uang saya di Future Market. Kata-katanya sedemikian manis sehingga saya begitu percaya padanya. Si agen yang memainkan uang saya, lalu loss ternyata saya pula yang harus menanggung kerugiannya. Saat keputusan diambil saya tidak mengikutsertakan Tuhan, seakan saya orang yang paling tahu pada saat itu. Padahal saat itu Tuhan sudah memberikan tanda kepada saya yang saya abaikan dengan perasaan hati yang kurang enak saat saya mau mentransfer uangnya saat itu.
Beruntung saya diberikan Tuhan istri yang benar-benar mengerti saya apa adanya. Istri yang benar-benar Tuhan pilihkan buat saya. Bagusnya tidak ada keluarga besar yang mengetahui hal ini, baik keluarga istri saya maupun keluarga saya. Saya yakin jika para keluarga besar bisa tahu wah bisa habis-habisan saya diomelin. Belum lagi bukan mendapatkan solusi malah dapat tambahan gelar "Bodoh, bego, dan lain sebagainya", yang justru membuat saya jadi tambah gila lagi. Saat itu justru istri saya hanya berkata, kalau uang bukan segalanya, karena dia mencintai saya bukan karena uang saya. Beberapa saat saya sempat meneteskan air mata mendengarkan perkataannya. Terlebih ada rasa bersalah tidak dapat menyenangkan istri saya tersebut.
Dalam kepercayaan kami, setiap penghasilkan yang kami dapat setiap bulannya. Kami harus memberikan 10% untuk perpuluhan. Terus terang 10% saat itu sangatlah berharga buat saya. Hampir saja saat itu saya seakan ingin tidak melakukan pembayaran perpuluhan. Tapi justru istri saya malah marah, dia justru berkata gak papa kita hidup dalam keterbatasan asalkan saya tetap membayar perpuluhan.
Kondisi seperti ini terus terang membuat saya benar-benar pasrah dan menyerahkan seluruhnya kepada Tuhan. Karena saya sudah tidak lagi sanggup menanggung sendiri. Bayangkan sebelumnya setiap hari saya susah tidur, kalaupun tidur jam 2 atau 3 malam bisa tiba-tiba terbangun dan tidak bisa tidur lagi. Tapi benar-benar aneh, saat kami berdoa dan menyerahkan segala masalah ini kepada Tuhan, seakan hidup saya penuh suka cita walaupun masalah sebesar ini masih di depan mata. Setiap bangun tidur, ntah kenapa hati ini selalu bernyanyi-nyanyi. Aneh? ya memang begitulah yang saya rasakan.
Overloss yang harus saya tanggung, ternyata full ditanggung oleh agent tempat saya menginvestasikan uang saya. Trus istri saya dapat melahirkan dengan normal, dan dapat menghasilkan ASI dengan cukup yang terus terang bisa menghemat banyak dana. Trus saya mendapatkan pekerjaan yang baru dengan gaji yang jauh lebih besar walaupun dengan status kontrak. Justru dengan pekerjaan terakhir ini saya bisa menabung lebih banyak untuk ongkos ke sini.
Belum genap 2 minggu saya di Sydney, saya justru mendapatkan pekerjaan sebagai MSCRM developer di sini. Pekerjaan yang lama saya nantikan. Walaupun kontrak, saya mendapatkan gaji yang hampir 5x dari apa yang saya dapatkan di Jakarta. Dan saya mulai bekerja Senin ini 11 Februari 2008 walau sebelumnya ditentukan tanggal 8 Februari 2008, benar-benar hadiah ulang tahun yang diberikan Tuhan kepada saya. Padahal menurut statistik, setidaknya orang butuh waktu sekitar 3-6 bulan sebelum mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasinya dan juga belum tentu mendapatkan sebesar seperti yang saya dapatkan. Bahkan saya sendiri tidak sempat mendapatkan pekerjaan kasar.
Kalau orang bilang Tuhan baik, ya mungkin inilah yang saya rasakan. Sekitar 1/2 dari uang yang hilang itu telah dapat kembali hanya dalam waktu kurang dari 1 tahun, bahkan plus dengan uang persalinan istri saya dan juga pekerjaan yang baru ini.
Kalau boleh jujur, saya adalah orang yang selalu melihat dari sisi logis. Tapi kalo dilihat runtutan kejadiannya seperti ini, saya koq gak bisa melakukan analisa secara logis lagi. Seakan semuanya itu benar-benar bless from God. Dibilang Hoki koq ya bisa berkali-kali, karena setahu saya yang namanya hoki itu mah sesuatu yang kebetulan dan tidak berjalan beruntutan.
Satu hal yang bisa saya analisa adalah Tuhan ingin mami saya bertobat sebelum saya berangkat. Nyatanya semua jalan mulai terbukakan setelah mami saya dibabtis tanggal 28 Desember 2007 kemarin. Yang masih tertinggal adalah papi dan papa yang masih belum bertobat. Hanya doa-doa yang bisa saya berikan supaya mereka bisa bertobat secepatnya sebelum terlambat.
Via blog ini secara khusus ya mengucapkan terima kasih kepada: *)
1. Pdt. Yesaya Pariadji
2. Pdt. Josua Tumakaka
3. Pdt. Ivan Tanudjaja
4. Pdm. Matius Yusuf
5. Pdt. Denny Harseno
6. Pdt. Heruyono
7. Pdt. Andreas Melkisedek
8. Pdt. Charles Jap
9. Pendeta-pendeta lainnya yang saya belum kenal namanya
Walaupun mungkin mereka tidak mengenal saya, tapi beliau-beliaulah yang telah mendoakan saya untuk bisa sampai di Sydney, mendapatkan pekerjaan yang baik dan juga menjadi kepala bukan lagi ekor.
Walaupun mimpi pertama sudah terwujud, tapi saya masih menyimpan mimpi yang lain yaitu:
1. Membawa anak dan istri saya ke sydney dengan legal (Done-30 Desember 2009)
2. Memperpanjang PR Australia yang tinggal 1 tahun 3 bulan lagi (Done-22 Juni 2009)
3. Memiliki rumah dan kendaraan di Australia (Tempat Tinggal: Half Done-Nov 2009)
4. Mendidik dan membesarkan Andrea di Australia (In Progress)
Walaupun itu masih sekedar mimpi, tapi saya yakin jika semuanya baik semuanya akan terwujud. Saya tidak tahu kapan tapi saya percaya semuanya akan terjadi dalam waktunya Tuhan.
Kalau di Mangga Dua saya tidak sempat jadi pelayan Tuhan karena ketidak cocokan waktu, mungkin di Sydney bisa menjadi tempat saya untuk menjadi pelayan Tuhan.
*) Maaf jika ada kesalahan penulisan nama.
Kesaksian lain yang terkait
- Cihuiii... Dapet RRV 5 Tahun Lagi
- Tempat Tinggal Pertamaku Tuhan yang Berikan
February 10, 2008 - 18:34:50
Duh, gue jadi ikut terharu bacanya... :) God Bless You n ur family Frans...